I. RESENSI NOVEL
Lupus Sang Idola
Oleh : Nissa Amelia Pahlevy
Judul : Lupus Kecil “Iiih Takuuut !!”
Pengarang : Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2001
Dimensi : 144 halaman, 18 cm
ISBN : 979-655-972-2
Ekspresif. Ya mungkin hal tersebut yang ingin disampaikan
oleh pengarang melalui seri-seri novel Lupus kecil. Dalam segala seri
ceritanya digambarkan dunia anak-anak yang lincah, ceria, menyenangkan
dan ekspresif penuh dengan canda serta tawa. Seri novel Lupus kecil pada
garis besarnya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga
Lupus yang terdiri dari Papi, Mami, Lupus, dan adiknya yang bernama
Lulu. Walaupun pokok ceritanya mengenai tersebut yang terlihat simple
dan sederhana, namun pengembangannya sangat menarik untuk diikuti.
Pada seri novel Lupus kecil “Iiih Takuuut !!” disajikan cerita yang
dibagi menhjadi sepuluh bab kecil tentang Lupus yang saat itu duduk di
kelas empat SD dan Lulu kelas tiga SD. Penulis menyesuaikan cerita
dengan umur tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Menariknya di dalam seri
novel Lupus kecil ini dipenuhi oleh berbagai macam tebakan yang
menggelitik bagi siapa saja yang membacanya. Tebakan yang ringan namun
sangat menghibur, cukup menyenangkan bagi anak-anak maupun orang dewasa
yang membaca.
Rupanya Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon ingin mengangkat
dunia anak-anak yang sangat menyenangkan, dan inspiratif bagi pembaca,
pasalnya Lupus sang tokoh utama merupakan sosok anak yang pandai bergaul
dan disenangi oleh banyak orang dengan caranya sendiri, dengan
guyonan-guyonan yang menghibur. Selain itu kehangatan yang ditunjukkan
oleh keluara Lupus sangat inspiratif, kedekatan antara orang tua dan
anak-anaknya sangat terasa, dan mereka sangat nyaman dengan keadaan
seperti itu walaupun sering diselipi oleh pertengkaran-pertengkaran
kecil antar anggota keluarga ataupun dengan tokoh lain di luar anggota
keluarga, namun semua masalah yang muncul selalu dapat diatasi dengan
baik oleh tokoh yang ada didalamnya. Melalui itu semua seakan penulis ingin mengingatkan tentang arti pentingnya keluarga dalam hidup ini.
Seri novel ini disusun dengan tata bahasa yang enak untuk dibaca dan mudah dipahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis, karena menggunakan bahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Juga digunakan bahasa anak seumuran SD yang tentunya sangat mudah dipahami oleh segala kalangan. Alur yang digunakan juga sesuai dengan kaidah pembuatan alur dalam novel maupun cerpen. Isinya menunjukan kejadian kejadian yang sering terjadi di masyarakat yang menggelitik. Dalam setiap bagian bab di seri novel Lupus kecil ini terkandung amanat bagi setiap orang yang membacanya. Seri novel ini dikemas dengan sangat menarik sehinggadapat membuat setiap orang ingin membacanya.
Terlepas dari itu semua, yang disayangkan adalah pada saat pencapaian
puncak konflik, ketika konflik sudah sampai puncak cerita tiba-tiba
mereda dengan begitu saja akibat tebakan-tebakan yang dilontarkan oleh
tokoh, sehingga konflik yang timbul tidak sampai mengena ke pembaca
karena telah terlalu cepat diredakan oleh tebakan si tokoh. Selain itu
keterpaduan antar bab memang kurang terlihat, seakan setiap bab yang ada
di alamnya berdiri sendiri sehingga terkesan seri novel ini seperti
kumpulan cerita pendek. Seharusnya penulis memperlihatkan ketepaduan
antar cerita sehingga terbentuk sebuah karya yang memang berkualitas
baik yang dapat dibaca oleh sega kalangan.
Langkah Hilman dan Boim untuk mengulas sisi lain kehidupan sehari-hari keluarga kecil Lupus yang bahagia dan mendukung satu dengan yang lainini sangat tepat. Karena kita menjadi sadar akan pentingnya dukungan dari keluarga terhadap segala sesuatu yang kita lakukan. Tanpa keluarga maka setiap orang tidak akan mengerti tentang arti kehidupan ini.
II. UNSUR DALAM NOVEL
A. UNSUR INTRINSIK NOVEL
1. Tema : Kehidupan sehari-hari keluarga Lupus
2. Latar
a. Latar tempat : rumah Lupus, lapangan, jalan raya, rumah Windy, toko
elektronik, rumah Ubu, rumah Happy, sekolah Lupus
b. Latar waktu : pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari
c. Latar suasana : menyenangkan, menggelikan, tegang, menyedihkan, lucu,
Mengharukan
3. Penokohan
a. Lupus : penuh ide, pandai, lucu, mudah bergaul
b. Lulu : kekanak-kanakan, pandai, lucu
c. Papi : hemat, tegas,baik hati
d. Mami : penyayang anak-anak, bijak
e. Pepno : lucu, menyenangkan
f. Iko-Iko : lucu, menyenangkan
g. Iwel-Wel : minder, pemalu
h. Happy : baik hati, ramah, menyenangkan
i. Windy : penyayang
j. Kiky : kekanak-kanakan
k. Ubu : baik hati, ramah, menyenangkan
4. Alur : Progresif
5. Amanat : Keluarga merupakan bagian terpenting dalam sebuah
kehidupan, maka sayangilah keluarga dan teman-temanmu
karena merekalah yang selaluada ketika kita membutuhkan
bantuan.
6. Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga serba tahu
7. Gaya bahasa : Menggunakan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari
hari sehingga mudah untuk dipahmi oleh pembaca dan
menyenangkan
B. UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
1. Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Hilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta pada tanggal 25 Agustus memang
telah suka mengarang semenjak remaja, dirinya telah membuat serial Lupus
di Majalah HAI, Hilman mempunyai hobi membaca dan menonton film ini
telah sukses menjadi Section Head Drama. Sedangkan Boim Lebon yang nama
aslinya adalah Sudiyanto pada tanggal 17 Juli juga memiliki hobi dan
pekerjaan yang sama dengan Hilman, sehingga keduanya dapat menciptakan
karya Lupus yang menjadi idola setiap remaja.
2. Nilai-nilai yang berkembang di masyarakat
a. Nilai Sosial : Lupus gemar menolong temanya yang sedang membutuhkan, dengan
caranya sendiri. Tidak hanya Lupus namun setiap tokoh saling
menolong satu sama lain.
b. Nilai Budaya : Kehidupan keluarga Lupus sangat mengutamakan kebersamaan
seperti makan bersama di meja makan, saling menghormati, Papi
sebagai kepala keluarga yang selalu mengambil keputusan dalm
setiap keadaan.
c. Nilai Ekonomi : Papi sangat memperhatikan setiap ada urusan keuangan. Papi sebagai
kepala keluarga selalu memperhitungkan urusan keuangan dalam
keluarga.
III. SINOPSIS CERITA
Sepeda Iwel-Wel Sendiri Lagi
Lupus akhir-akhir ini sangat senang bersepeda, dia bersepeda dengan
sobatnya yaitu Pepno. Lupus mempunyai kawan baru yang bernawa Iwel-Wel
dia mempunyai hobi yang aneh yait gemar bersepeda sendirian,
berkali-kali Lupus dan Pepno mengajak Iwel-Wel untuk bersepeda bersama
namun dia menolak dan enggan menjawab apa alasanya, setelah beberapa
waktu akhirnya Iwel-Wel mengaku jika dia malu dengan teman-temanya
karena sepeda yang ia miliki sudah jelek dan berbeda jauh dari milik
teman-temanya. Lupus meyakinkan Iwel-Wel tetapi ia tetap menolak, sampai
suatu saat Iwel-Wel dibelikan sepeda baru oleh ayahnyayang sangat
canggih dan bagusnya bukan main, setelah itu gantian Iwel-Wel yang
mengajak Lupus dan Pepno main, tetapi mereka berdua menolak dengan
berbagai alasan. Namun alasan yang pasti adalah karena mereka merasa
maludenga sepeda yang dimiliki Iwel-Wel.
Teve Papi
Papi Lupus berniatan untuk membeli TV baru yang lebih
besar dan bagus dibandingkan dengan TV lama yang mereka miliki, namun
TV lama akan dijual oleh Papi untuk uang tmbahan membeli TV baru, namun
Mami tidak setuju dan mengingikan Tv yang lama digunakan oleh Luus dan
Lulu agar tidak berebut lagi dengan Papi. Sekuat tenaga Lupus dn Lulu
mencari cara agar oran yang akan menawar TV Papi tidak mau membelinya,
mereka memasang jebakan disepanjang rumah, dan yap semua jebakan
berhasil. Namun orang yang akan menawar TV Papi itu keesokan harinya
datang lagi ke rumah ersebut untuk bernegosiasi tentang harga TV dengan
Papi, dan ketika bertemu untuk kedua kalinya Lupus dan Lulu meminta
kepada orang itu agar tidak membeli TV mereka dengan memberikan sogokan
berupa berbagai macam makana, akhirnya orang tersebut mengurungkan
niatnya untuk membeli TV Papi.
Happy dan Sepeda, Lupus dan Sepeda-Sepeda
Happy teman Lupus satu kelas meminta Lupus untuk
mengajarinya naik sepeda. Sebenarnya Lupus enggan dengan tawaran Happy,
namun karena Happy menjanjikan untuk memberikan honor pada Lupus jika
berhasil membuatnya mahir bermain sepeda dalam waktu satu minggu ini,
maka Lupus menerima ajakan Happy karena dia butuh uang untuk mendaftar
lomba lukis. Daam seminggu Lupus menjadi guru Happy, namun tak ada
hasilnya, Happy masih saja jatuh ke got, dan sampai waktunya tibapun
Happy belum kunjung mahir bersepeda, namun Lupus telah meminta
bayaranya, dia membutuhkan uang itu dan berjanji akan membantu Happy
dalam mengikuti Funbike.Dan keesokan harinya Lupus menepati janjinya,
dia membantu Happy mengikuti Funbike dengan cara memegangi sepeda Happy
sampai garis finish, terang sja setelah itu Lupus pegal-pegal, tetapi
dia harus segera ke tempat lomba lukis, ketika sampai disana panitia
lomba memberitahukan bahwa anak-anak harus menggambar sepeda, sontak
saja Lupus langsung pingsan.
Malam Tahun Baru yang Bau
Ketika itu keluarga Lupus akan merayakan Tahun Baru, namun
tidak bersama, mereka akan merayakanya bersama teman-teman mereka.
Ketika siang harinya Papi akan mandi, air di dalam amar mandi habis dan
meminta Mami untuk menyalakannya akan tetapi tidak bisa, lalu Papi
mengecek dan ternyata listrik mati diikuti oleh saluran air yang juga
ikut mati. Semua anggota keluarga Lupus merasa resah karena mereka harus
pergi ke acara mereka masing-masing namun air tak kunjung menyala. Lalu
Papi memutuskan untuk pergi ke rumah saudara mereka yang ada di lain
tempat untuk menumpang mandi, mereka berangkat dengan kondisi bau dan
terkena macet di jalan. Ketika sampai disana mereka tidak menemukan
saudara mereka karena ternyata baru saja pergi untuk merayakan tahun
baru sehingga mere mengurungkan niat untuk pergi.
Jangan Menangis Lagi Ya, Ky
Windy adalah salah seorang teman Lupus. Pada suatu hari
Windy pulang cepat-cepat ke rumah dan ditemuinya adik kecilnya yaitu
Kiky sedang menangis kencang, ternyata dia tak mau makan. Bibi baru Kiky
pun tak berhasil membujuk Kiky untuk makan, lalu Lupus dan
kawan-kawanya lewat depan rumah Windy, seketika itu Lupus langsung
membanyol dan menyebabkan Kiky tersenyum dan mau menelan makanan yang
diberikan oleh Bibinya. Namun ketika Lupus dan kawan-kawanya pulang,
Kiky kembali menangis dan tidak mau makan. Lalu Windy menelpon Lupus dan
bertanya bagaimana cara agar Kiky mau makan, Lupus mengingatkan untuk
memberikan kesenangan-kesenangan Kiky dan ternyata berhasil, Kiky mau
makan kembali.
Gara-gara Play Station Sih
Pada saat itu anak-anak di kompleks rumah Lupus sedang
senang-senangnya bermain Play Station begitupula dengan Lupus, ia
menghabiskan waktu dan uang jajanya untuk bermain. Sudah berulang kali
Mami mengingatkan Lupus namun tetap saja tidak digubris olehnya. Sampai
pada suatu saat di kantor Papi ada bazar murah dan Mami memutuskan untuk
mengajak Lupus dan Lulu. Lupus ingin sekali memiliki sepatu tinggi
untuk sekolah, tetapi seketika harapan Lupus runtuh karena Mami berkata
tak akan membelikan Lupus karena Lupus sudah diberikan oleh Papi uang
lebih untuk ditabung, namun uang tersebut sudah dihabiskan Lupus untuk
main Play Station. Dan Lupus tidak dapat membeli kebutuhannya.
Ngeles Berhadiah
Pulang sekolah, Lupus tak sabar menemui Mami untuk meminta
agar didaftarkan bimbingan belajar. Mami pun setuju akan tetapi ahrus
meminta persetujuan Papi untuk mendaftarkannya. Sepulang dari kantor,
Papi memberitahu Mami bahwa Mami mendapat hadiah dari toko elektronika
dan dihimbau untuk mengambilnya hari itu juga. Sontak Lupus sangat
senang mendengarnya dia pikir hadiah yang didapat akan digunakanya untuk
mendaftarkan Bimbel. Papi dan Mami siang itu juga menuju ke too
elektronik yang dimaksud, lalu betapa kagetnya Mami ternyata untuk dapat
mengambil hadiahnya mereka harus membeli produk dengan harga minimal
tiga juta dan hadiahnyapun tidak seberapa. Lalu mereka memutuskan untuk
pulang dan Lupuspun kecewa.
Badut Ulang Tahun
Ubu adalah teman sekelas Lulu, dia sebentar lagi akan
merayakan ulang tahunnya. Lupus dan Lulu sibuk mencari kado untuk si
Ubu. Mereka memutuskan untuk membelikan Ubu buku dongeng, namun niat itu
tidak jadi karena mereka mendapat hadiah dari badut yang ada di pusat
perbelanjaan itu. Setelah sampai rumah Ubu menelpon Lulu dan memeritahu
bahwa dia ingin mendatangkan badut di acara ulang tahunnya dan dia
mminta Lulu untuk mencarikan badut tersebut, seketika mendengar itu
Lupus langsung menyeletuk agar Papi yang menjadi badut, dan benar Papi
mau menjadi badut asal mendaptkan honor. Pada hari yang ditunggu Papi
berdandan seperti badut sungguhan dan dia menghibur anak-anak yang
datang meski pada awalnya agak kaku namun Papi berhasil menghibur semua
yang datang. Papi juga mendapat honor yang diharapkannya. Tetpai ketika
sampai rumah, Mami mengingatkan Papi bahwa ada pertemuan dengan client
di kantor, Papi pun tanpa tunggu apa-apa langsung pergi ke kantor dengan
wajah seperti badut, dan ketika sampai di ruan meeting, seisi ruangan
kontan tertawa terbahak-bahakmelihat Papi.
Kado
Tiba saatnya Happy yang merayakan ulang tahun, ketika itu Lulu sibuk
menyiapkan hadiah untuk Happy, dia memutuskan membeli tas sekolah yang
dianggapnya sangat cocok untuk Happy. Sedangkan Lupus sama sekali tidak
membelikan kado untuk Happy. Ketika datang saatnya untuk merayakan Happy
Lulu sangat semangat dan datang awal, berbeda dengan Lupus yang memilih
datang telat agar tidak kentara jika tak membawa kado. Namun Lupus
mengaku pada Happy jika dia membawa kado. Ketika ulang tahunya Lupus,
teman-teman datang ke rumah Lupus untuk memberi kado begitu juga Happy.
Ketika dibuka betapa kagetnya Lulu bahwa kado yang diberikan pada Lupus
adalah sama dengan kado yang diberikanya untuk Happy. Lulu marah dan
ingin bertemu kepada Happy, namun ketika bertemu Lulu pun kaget karena
tas yang dimiliki Happy memang ternyata kembar dengan Lupus, ternyata
Happy memang sengaja membeli tas yang sama dengan Lupus agar bisa
kembaran.
Iiih Takuuut !!
Pada malam Jumat Kliwon itu Lupus ditinggal oleh
Papi, Mami, dan Lulu yang akan Pergi ke rumah om Imron. Lupus memang
awalnya tidak takut, namun lama lama dia merasa takut karena mendengar
suara-suara aneh yang muncul di tenga malamnya. Lupus kemudian menelpon
Pepno untuk tidur di rumahnya, Lupus takut pada ituan, ituan yang
dimaksud adalah setan. Namun sayangnya Pepno tidak dapat ke rumah Lupus
karena tidak diijinkan oleh ibunya. Ketika Lupus hendak kembali ke
kamarnya, ada suara telpon yang misterius dan Lupus pun mengangkatnya.
Ketika diangkat tiba-tiba Lupus pun takut dan berlari ke kamarnya.
Terdengar di luar ada tiga orang yang mengetuk ngetuk kamar Lupus,
ternyata Papi, Mami, dan Lulu semenjak tadi bersembunyi di luarmereka
berusaha membangunkan Lupus namun Lupus tidak dengar akhirnya dibantu
oleh pak Satpam dan mereka bisa masuk. Mereka sebenarnya tidak pergi ke
tempat om Imron, tetapi membelikan kadountuk Lupus.